Search

Geografi Manusia

berbagi dan mengabdi

Category

Penelitian Geografi

Inspirasi dari Mata Matika

Menarik. Buku ini, dapat dikatakan, sebagai salah satu model latihan mengembangkan keterampilan menggali inspirasi. Sebuah pengalaman yang sejatinya, dapat dialami oleh siapa saja, namun tidak semua orang bisa merasakan, dan menemukan inspiasinya. Buku “Mata Matika, Taktik Menemukan Karakter Dalam Matematika”, adalah karya dari Falensius Nango, dkk., menarik untuk dibaca.

Betul. Lembaran karya yang tidak terlalu tebar, hanya 153 halaman, namun memiliki bobot penggairahan intelektual dan emosional dan sangat mendalam. Setidaknya, kita sebagai pembaca akan diajak untuk menemukan sisi lain, dari proses berpikir matematika, yang selama ini, dianggap sulit dan atau mungkin lebih diartikan sekeda hitung-hitungan.

Continue reading “Inspirasi dari Mata Matika”

Mengenal Makna Filsafat

Dalam hitungan kalender, sudah hampir 7 (tujuh) tahun mengampu mata kuliah Sosiologi Kesehatan.  Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Asiyiyah Bandung, pertama memberikan tugas di tahun 2007-an, selepas saya menyelesaikan penelitian mengenai  pengobatan alternatif, tesis di Universitas Padjadjaran Bandung. Perjalanan ini, dinikmati, dan sekaligus juga menjadi ‘pekerjaan’ baru dalam  hidup ini.

Di sela-sela perjalanan itu, dan disela-sela perkuliahan Sosiologi Kesehatan, kerap muncul pertanyaan, apa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan ? benarkah, bahwa  dokter itu menyembuhkan pasien yang sakit, atau hanya sekedar membantu mengembalikan sistem kekebalan tubuh pasien ?  jika memang, seorang dokter bisa menyembuhkan penyakit pasien, mengapa ada seorang dokter meninggal gara-gara penyakit yang dideritanya juga, jadi apa yang dimaksud dengan sakit ?

“wah…sulit juga  masalah ini…” pikirku saat itu. Setidaknya, dalam benak saat itu, pertanyaan ini bukanlah porsi dari kajian sosiologi kesehatan. Sosiologi tidak mampu menjelaskan secara kritis mengenai hal ini. Pertanyaan-pertanyaan serupa itu, bukan sebuah pertanyaan sosiologis, melainkan lebih merupakan pertanyaan filosofis. 

Continue reading “Mengenal Makna Filsafat”

Dari Local Wisdom ke Spatial Wisdom

Dalam satu webinar, yang mengkhususnya diri membahas mengenai kearifan lokal, muncul pertanyaan, ‘bagaimana cara menggali kearifan lokal, bagi kita yang hidup di perkotaan ?”

Sebuah pertanyaan unik, kritis, tetapi juga, menyimpan ada masalah yang perlu diselesaikan, baik secara konseptual, maupun operasional. Dalam hemat saya, jika kita gagal dalam mengartikan mengenai konsep kearifan lokal, maka pada ujungnya, kajian mengenai kearifan lokal ini, menjadi kurang bermakna secara maksimal.

Sekedar contoh, ada penjelasan kearifan lokal di wikipedia.com, begini :

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut.

Makna ini, kiranya, menjadi rujukan banyak pihak. Tidak jarang pula, definisi serupa ini, kemudian dijadikan bahan untuk presentasi, atau tuturan dalam menjelaskan mengenai kearifan lokal. Pertanyaan kita saat ini, lantas apa implikasinya bagi kita, yang belajar mengenai kearifan lokal dan hidup di luar komunitas budaya pendukung kearifan lokal tersebut ?

Continue reading “Dari Local Wisdom ke Spatial Wisdom”

Teori-Teori Ilmu Pengetahuan

Bahasan kali ini, merupakan penjelasan lanjutan mengenai pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam ilmu politik. Hanya saja, yang menjadi titik tekannya adalah pada aspek penelitian ilmu politik. Bila dalam penjelasan yang lalu, sudah dikemukakan mengenai beberapa pendekatan dalam analisis politik, pada pembahasan ini, akan dikemukakan beberapa konsep dasar dalam penelitian politik, umumnya yang dikembangkan dalam ilmu sosial. Sebagai landasan awal umum untuk memahami Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Wuisman (1996) menguraikan terlebih dahulu mengenai teori ilmu pengetahuan.[1] Ada lima teori ilmu pengetahuan yang perlu diketahui oleh ilmuwan sosial.

Continue reading “Teori-Teori Ilmu Pengetahuan”

Tiga Alat Pencarian Pengetahuan

﴿ اَوَلَمْ يَرَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ وَجَعَلْنَا مِنَ الْمَاۤءِ كُلَّ شَيْءٍ حَيٍّۗ اَفَلَا يُؤْمِنُوْنَ ٣٠ ﴾

Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwa langit dan bumi keduanya dahulunya menyatu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya; dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup berasal dari air; maka mengapa mereka tidak beriman?  (terjemah Kemenag 2002)

Ilmuwan Optimistis Covid-19 Hasil Seleksi Alam | Koran Jakarta

Sebagai orang awam, dan dari sudut pandang pengalaman berpikir yang penulis miliki selama ini, selepas kita membaca firman Allah Swt ini, setidaknya kita merasakan ada sebuah anjuran untuk mengembangkan 3 (tiga) potensi dasar keilmuan yang perlu dimaksimalkan. Ketiga potensi dasar ini, sejatinya, kadang terhilafkan oleh Sebagian diantara kita selama ini.

Pertama, pada penggalan pertama ada sebuah sindiran, kalimat sindiran yang menegaskan. “Apakah orang kafir, tidak mengetahui bahwa…”. Pada penggalan ayat ini, ada kata ‘ra’a’, yang kerap diartikan berpikir, berrasio, atau beropini. Kata ra’a (ra’yu) memang kerap menjadi bagian kritik Sebagian orang, tetapi Rasulullah Muhammad Saw pun, sering menggunakan kata rayu untuk hal positif.

Dalam satu kesempatan, Rasulullah Muhammad Saw mengingatkan kita, “shalatlah, sebagaimana kau me’ra’a cara shalatku” (shallu kama ra’itumuni ushalli). Hal ini menunjukkan bahwa ra’a adalah salah satu anasir internal manusia untuk bisa mendapatkan pengetahuan, ilmu atau informasi. Unsur internal kemanusiaan ini, penting dan perlu dicermati serta dimaksimalkan.

Continue reading “Tiga Alat Pencarian Pengetahuan”

Filsafat Ilmu : Geografi sebuah Sains ?

Persoalan kita sekarang ini, apakah geografi adalah sebuah sains, atau sekedar pseudosains ?  akankah geografi itu disebut ilmiah, pseudoilmiah atau suprarasional, atau ada sebutan lain lagi ? Continue reading “Filsafat Ilmu : Geografi sebuah Sains ?”

Pendidikan Geografi itu Ilmu Sosial

seluruh jurusan kependidikan (tanpa dipengaruhi kontennya) adalah jurusan ilmu sosial (humaniora). Kesimpulannya, pemposisikan pendidikan geografi di IPS (ilmu sosial) adalah sudah tepat. Continue reading “Pendidikan Geografi itu Ilmu Sosial”

Geografi Itu Kontekstual

Analisis ini dapat dipertajam lagi, dengan cara melihat karakter dari sudut objek formal geografi. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, kita dapat mengatakan bahwa geografi tidak berkaitan langsung mempelajari material-material keilmuan yang dipelajari pada struktur ilmu itu sendiri. Geografi bukan mempelajari map info, teknologi GPS, hewan, tumbuhan, gunung, dan sebagainya. Geografi bukan mempelajari hal-hal itu. Tetapi, hal-hal itu, penting dalam memahami geografi. Logika sederhananya, Bandung ada di Indonesia, bukan Indonesia ada di Bandung. Bandung adalah Indonesia, tetapi Indonesia bukanlah Bandung. Demikianlah kita harus proporsional dalam memahami hakiket dari geografi.

Continue reading “Geografi Itu Kontekstual”

MEMAHAMI DAN MERUMUSKAN KERAGUAN

2.1 Pengantar

Reformasi nasional di Indonesia, membuka sebuah kran kotak pandora kultur manusia modern. Hampir selama 32 tahun, masyarakat Indonesia ada dalam suasana tertekan, baik itu dalam melakukan ekpresi politik, maupun intelektualitas. Implikasi daripadanya, adalah terbentuknya masyarakat diam atau masyarakat bisu di lapisan rakyat. Mereka terdiam dan terbisu, bukan disebabkan oleh adanya karakter internal kerpibadian sendiri, melainkan keterdiaman dan kebisuan yang terbentuk oleh faktor eksternal, khususnya faktor budaya politik yang berlaku saat itu. Itulah kotak pandora budaya masyarakat Indonesia, yang kini terbuka oleh gerakan reformasi tahun 1998.
Continue reading “MEMAHAMI DAN MERUMUSKAN KERAGUAN”

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑