Bagi masyarakat awam, mungkin lebih kenal dengan kitab Hadis Arbain, dibandingkan kitab adabul alim wa muatalim. Tetapi, bagi dunia pesantren, kedua kitab ini, sudah tidak asing lagi. Kedua kitab ini, menjadi menu harian dan atau sajian pokok di setiap pesantren, khususnya pesantren salafi bermasbah ahlu sunnah wal jamaah.
Sekarang, bagi kita yang awam, yang tidak mencicipi dunia pesantren (pendidikan khusus KeIslaman), dapat menikmati karya Imam Nawawi (semoga Allah merahmatinya). Kitab adabul alim wa muta’alim merupakan karya akademis yang dikhususkan untuk mengulas mengeai etika mencari ilmu, etika belaja, etiak mengajar dan juga etika memberikan fatwa atau menarik dan memublikasikan keputusan.
Satu diantara gagasannya, yang menarik, adalahkajian mengenai jenis-jenis mufti. Mufti (pemberi fatwa hukum), ternyata dibagi dua, yaitu mufti independen (mustaqil), dan mufti berafiliasi pada mazhab (muntashib). Mufri independen, memiliki otoritas metodologi sendiri, sedangkan yang berafiliasi menggunakan model atau metodologi dari seorang mufti independen.
Continue reading “Etika Belajar Mengajar versi Imam Nawawi”
You must be logged in to post a comment.